Kamis, 26 September 2013
Air susu dibalas air
tuba katanya. Huh… mau diapakan orang seperti ini?
Sadar Dulu
Sebelum kamu memutuskan
untuk membalas dendam, cobalah renungkan kembali perkara penting berikut ini.
Cobalah sadari bahwa kamu sebenarnya tidak hidup di dunia sendirian. Benar
bukan? Ada banyak manusia yang hidup disekitar kamu. Nah, siap hidup di
tengah-tengah manusia maka harus siap pula kalau suatu saat terjadi benturan
pemikiran, kepentingan dan masalah dengan orang lain. Karena manusia
berbeda-beda dalam pikiran, moral dan prilaku, kebiasaan dan adat. Jadi wajar
saja bila kamu akan menemukan konflik, atau kadang disakiti, dicurigai bahkan
dihina oleh orang lain. Jadi jangan terburu melampiaskan kemarahan dan dendam
pada orang lain. Pahami juga bahwa ada unsur lain yang juga ikut
“ngipas-ngipasi” perseturuanmu dengan orang lain. Dulu nabi Shallallahu ‘alaihi
Wasallam pernah bersabda
“Setan mengalir dalam tubuh anak adam bersama mengalirnya
darah di dalam pembuluhnya” (riwayat Al Bukhari)
Kalau kamu buru-buru
marah dan balas dendam sama artinya memberikan kemenangan pada setan yang sudah
merencanakan dan memprovokasi kamu berdua. Bias-bisa setan akan tertawa
kegirangan melihat kamu berdua yang sama-sama muslim berkelahi karena masalah
sepele.
Jadi, jalan terbaik
untuk mengalahkan setan adalah menahan
diri dari terburu-buru marah. Syukur-syukur kamu segera melakukan hal kedua
yang bias menDROP OUT(DO) setan
dalam masalah ini. yaitu segera memberikan maaf pada temanmu yang salah tadi.
Emm, bila kamu benar-benar mampu menahan marah, mengendalikan diri dan tak
membalas berarti kamu menyimpan energy dahsyat dalam dirimu. Energy ini akan
semakin membuatmu semakin kuat dan
tambah kuat bila semakin dilatih dan diasah. Ya, inilah orang yang kuat
dan penuh energy sejati. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wasallam
“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam gulat,
namun orang yang kuat sebenarnya adalah orang yang mampu menguasai dirinya di
saat marah.”(muttafaq alaih)
Nah, benar kan? Orang
yang mampu mengangkat besi seberat 10 kilogram atau 20 kilogram memang disebut
kuat secara fisik, tapi belum bias dikatakan sebagai manusia terkuat. Manusia
yang kuat dan penuh energy adalah orang yang sanggup menahan diri dari
melampiaskan kemarahannya. Tidak terburu membalas orang yang berbuat buruk pada
kita, atau kerabat kita.
Gaya orang besar VS Anak Manja
Coba kita lihat karakter
manusia-manusia istimewa dan penuh energy seperti umar bin Khattab. “Kullun
naasi minni fi hillin” katanya. Semua orang terhadapku sudah kuhalalkan, begitu
kurang lebih artinya. Dia maafkan muslim manapun, termasuk yang pernah berbuat
buruk terhadapnya. Kamu sudah seperti ini atau belum, tanyakan pada dirimu
masing-masing.
Orang-orang berkarakter
seperti umar inilah yang kuat dan penuh energy. Sebaliknya orang yang selalu
melampiaskan dendam dan kemarahannya itu kenaka-kanakan banget. Misalnya
gara-gara ibu tidak ngasih uang jajan atau tidak dibelikan motor-motoran si
anak merajuk, ngambek dan ogah makan. Balas dendam ala si kecil.
Sang pendendam tidak ada
bedanya dengan si anak manja ini. Walau badan sudah gedhe,umur semakin tua
namun bila tak bias menahan kemarahan dan dendam maka dia tidak ada bedanya
dengan anak manja tadi. Saudaraku yang ku cintai karena Allah, enggak suah
nunjuk-nunjuk orang lain tentang masalah ini, namun setiap kita memang harus
senantiasa mengoreksi diri, setuju?
Karakter buruk pemarah
tidak ditemukan pada manusia-manusia besar, pemilik jiwa-jiwa teladan dan
pemimpin sejati. Mereka tidak menganggap kemarahan dan dendam sebagai bentuk
keberhasilan apalagi kesuksesan dalam hidup. Tapi sukses besar menurut ‘manusia
besar’ adalah memberikan maaf pada orang lain. Manusia besar akan selalu ingat
pada keberuntungan gedhe yang disebutkan dalam ayat yang artinya,
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia. Sifat-sifat baik itu tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang
yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar. (Fussilat : 35)
Yaitu balaslah keburukan
dengan kebaikan. Balas saja kejelekan dengan kebaikan, kesalahan dengan
kemaafan, kemarahan dengan kesabaran.
Dengan cara yang lebih
baik di sini diantaranya dengan mengucapkan salam apabila berjumpa dengan orang
yang memusuhi, atau ada juga yang berjabat tangan apabila bertemu. Demikian
kata Mujahi dan Atha’, dua ulama besar di amas tabi’in.
Ternyata memaafkan tidak
membuat hati jadi sumpek dan pikiran kusut atau dahi berkerut. Bahkan
sebaliknya, memaafkan malahn membuat hati lebih longgar dada lebih lebar dan
semua urusan jadi kelar. Bahkan orang yang memusuhimu pun akan jadi sadar. “Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan
antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”
Musuh bebuyutan tujuh
turunan pun bias menjelma menjadi teman yang kelewat akrab. Luar biasa bukan?
Keberuntungan orang yang
gemar memaafkan belum lagi usai. Ia akan
dijanjikan pahala besar oleh Allah, dan bias masuk surge yang penuh dengan
kenikmatan.
Sukses besar ini tak
pernah diaraih oleh orang-orang yang memiliki sifat pemarah, hobi membenci
apalagi suka balas dendam.
Kamulah yang Mulia
Keberuntungan bersifat
memaafkan belum ada habis-habisnya. Orang yang gemar memaafkan akan semakin
mulia di sisi Allah. Jangan lupa, kalau seseorang sudah mulia di sisi Allah
pasti ia akan jadi mulia juga di tengah-tengah manusia. Ia nggak bahkan kalah tinggi
dibandingkan para pejabat, konglomerat atau pesawat (?). karena manusia
memuliakan dan mencintai manusia dengan hatinya tidak sekedar badannya.
“Tidaklah Allah menambah pada seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan. Dan
tidaklah seorang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan meninggikan orang
tersebut” (Riwayat Muslim)
Salah satu bentuk
tawadhu’-kerendahan hati- adalah dengan memberikan maaf pada orang lain. Bahkan
memaafkan merupakan bentuk kerendahan hati yang teristimewa. Selamat,berbahagiahlah
dan sukses dengan pemeberian maafmau.Kamu hebat!
[dikutip dari majalah
Elfata edisi 12 volume 11 2011,iam]
[download buletin]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Kalender
Cari Penginapan?
Popular Posts
-
Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” a...
-
Sungguh Allah telah membukakan hati-hati hambaNya dengan hidayah keimanan. Dengan keimanan itulah Allah melunakkan hati-hati hambaNya unt...
-
Assalamu’alaikum …Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah Subhana wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap kita curahkan kepada bag...
0 komentar:
Posting Komentar
Afwan, silahkan tinggalkan komentar antum terhadap blog ini.