Kamis, 03 Oktober 2013
On 10/03/2013 06:44:00 AM by KBM FT UNM No comments
Segala puji bagi Allah, Tuhan segenap alam, sholawat dan salam atas nabi dan rosul
termulia, Muhammad ShollAllahu ‘alaihi wa sallam serta seluruh shahabatnya.
Termasuk karunia Allah dan pertolonganNya adalah menjadikan
muslim kebaikan bagi hambaNya yang shalih dan memperpanjang umur mereka untuk
menyongsong kebahagiaan dan kesejahteraan di hari kemudian. Waktu-waktu yang
agung dan termulia itu diantaranya adalah sepuluh hari (awal) bulan Dzulhijjah.
Dalil-dalilnya adalah:
- Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala : “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (Al-Fajar: 1-2) Ibnu Katsir Rohimahulloh menerangkan, bahwa yang dimaksud adalah 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah.
- Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala : “Pada hari-hari yang telah ditentukan.” (Al-Hajj: 28) Ibnu Abbas RodhiAllahu ‘anhu berkata yaitu: hari-hari sepuluh (Dzulhijjah).
- Ibnu Abbas rodhiAllahu ‘anhu berkata: Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiada amal ibadah di hari apapun yang lebih utama dari 10 hari ini” mereka bertanya, “tidak pula jihad? Rosululloh bersabda: “Tidak pula jihad, kecuali seseorang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Al-Bukhori)
- Ibnu Umar rodhiAllahu ‘anhu berkata: “Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintaiNya untuk beramal di dalamnya dari pada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada saat ini.” (HR. At-Thobroni)
Ibadah
Yang Dianjurkan Pada Hari-Hari Tersebut:
- Sholat; Disunnahkan berangkat lebih awal menuju (jamaah) sholat fardhu. Memperbanyak shalat sunnah, karena hal itu merupakan sarana pendekatan yang paling utama.
Sahabat Tsauban RodhiAllahu ‘anhu berkata: saya mendengar
Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Hendaklah kalian
memperbanyak sujud kepada Allah. Kerena sesungguhnya tidaklah kalian sujud sekali
saja, kecuali Allah akan mengangkat kalian semua kepada-Nya dengan sujud itu
satu derajat dan menggugurkan dengannya dari kalian satu dosa” (HR. Muslim)
dan ini umumnya bagi setiap waktu.
- Puasa: Diriwayatkan dari sahabat Hunaidhan bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Adalah Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada 9 Dzulhijjah, sepuluh Muharrom dan tiga hari setiap bulan” (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa’i)
Imam An-Nawawi berkata tentang puasa di hari-hari sepuluh
(awal) Dzulhijjah: “Sesungguhnya ia amat dianjurkan”
- Takbir, tahlil dan tahmid; sebagaimana telah di nukil dari hadits Ibnu Umar RodhiAllahu ‘anhu di atas: “Maka perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid”
Imam Al-Bukhori rohimahulloh berkata: “Ibnu Umar RodhiAllahu
‘anhu dan Abu Huroiroh RodhiAllahu ‘anhu keluar ke pasar sambil mengumandangkan
takbir dan orang-orang membaca takbir karena takbir beliau berdua.” Al-Bukhori
juga mengatakan, “Umar RodhiAllahu ‘anhu bertakbir di kubah beliau di Mina
sehingga jamaah masjid bertakbir mengumandang-kannya dan bertakbir semua,
penghuni pasar-pasar bertakbir sehingga Mina merata dengan gema takbir”.
Ibnu Umar RodhiAllahu ‘anhu juga bertakbir di Mina di
hari-hari itu, usai shalat fardhu, di atas kudanya, dalam tenda, di waktu duduk
dan berjalannya, di hari itu seluruhnya disunnahkan mengeraskan takbir karena
Umar, putranya dan Abi Huroiroh melakukan demikian.
- Puasa pada hari Arofah; bagi selain yang melaksanakan ibadah haji sangat dianjurkan berpuasa hari Arofah karena Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang puasa Arofah ini, “Yaitu menjadi jaminan Allah untuk menghapus (dosa-dosa hamba) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya” (HR. Muslim)
Keutamaan
Hari Qurban.
Banyak kaum muslimin yang lupa akan keagungan hari ini
padahal para ulama berpendapat bahwa hari ini adalah hari yang paling utama
dalam satu tahun secara mutlak bahkan melebihi hari Arofah.
Ibnu Qoyim berkata: ” Sebaik-baik hari di sisi Allah adalah
hari Raya Qurban, yaitu hari raya Haji yang agung”. Sebagaimana dijelaskan
dalam Sunan Abu Dawud dari Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya
seagung-agung hari di sisi Allah adalah hari raya Qurban, kemudian hari
menetap” (hari menetap yaitu hari menetap di Mina, yaitu tanggal sebelas).
Demikian pula hari Arofah, yang juga sama-sama mulia dan agung.
Dengan
Apa Menyambut Saat-Saat Kebajikan
Seyogyanya seluruh kaum Muslimin menyambut musim-musim
kebajikan ini dengan bertaubat yang benar dan bersungguh-sungguh setulus hati
meninggalkan dosa dan kemaksiatan, karena dosa menjadi sebab terhalanginya
manusia dari fadhilah Tuhan dan menjadikan hatinya tertutup dari
perlindunganNya.
Seyogyanya pula menyongsong dengan tekad dan kemauan yang
kuat dan benar untuk merebut amalan-amalan yang diridhai Allah Subhaanahu wa
Ta’ala sebab orang yang bersungguh-sungguh menuju Allah, maka Allah pasti
bersungguh-sungguh kepadanya.
Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala , artinya: “Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Ankabut: 69)
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robbmu dan kepada surga yang, luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (Al-Imron:133)
Maka marilah senantiasa bersemangat merebut kesempatan yang
akan segera lewat, sebelum benar-benar terlewatkan hingga kita menyesal padahal
penyesalan begini tidak berguna. Dan masuklah dalam golongan orang-orang yang
dipuji Allah dalam firman-Nya, artinya: “Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang
baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya: 90)
HUKUM
HARI RAYA QURBAN
Hari raya ini adalah keistimewaan khusus buat umat kita,
perayaan agama yang meriah, termasuk syiar dienul Islam, maka marilah kita berpartisipasi dan mengagungkannya. Allah
berfirman, artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan
hati”. (QS: Al-Hajj: 32)
Adab-adab
dan hukum Idul Adha:
- Takbir, disyariatkan bertakbir mulai Shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai pada waktu Ashar di akhir hari Tasyriq (tanggal 13 Dzulhijjah).
Disunnahkan bagi kaum pria meninggikan suaranya di
masjid-masjid pasar, rumah, juga setiap usai shalat wajib sebagai bukti
mengagungkan Allah dan menampakkan ibadah dan syukur kepadaNya.
- Menyembelih Qur’ban; Dilaksanakan setelah shalat hari raya, karena Rosul ShollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaklah mengulangi berikutnya dan siapa belum menyembelih hendaklah menyembelih.” (HR. Al-Bukhori).
Waktu menyembelih adalah 4 hari, yaitu hari Idul Adha dan 3
hari Tasyrik (tanggal: 11, 12 dan 13) sebagaimana sabda Rosul ShollAllahu
‘alaihi wa sallam : “Seluruh hari Tasyrik adalah hari-hari menyembelih”
(Silsilah hadits shohih No. 2476)
- Mandi dan menggunakan minyak wangi bagi kaum lelaki; berpakaian yang paling bagus tanpa berlebihan maupun terlalu panjang, tidak mencukur jenggot — karena hukumnya haram. Sedangkan bagi kaum perempuan disyariatkan keluar ke tempat sholat tanpa pakaian mewah dan tanpa minyak wangi. Jangan sampai dalam sholat yang tujuannya berbuat ketaatan kepada Allah, mereka malah memakai pakaian yang menentangNya, seperti pakaian mewah, membuka aurat dan wewangian di depan lelaki.
- Makan daging Qurban: “Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam tidak makan sampai kembali dari shalat kemudian makan dari daging Qurban”.
- Pergi ke tempat sholat Ied dengan berjalan kaki selagi tidak menyusahkan. Menurut sunnah, sholat hari Raya adalah dilaksanakan di tanah lapang kecuali ada halangan, seperti hujan maka dilaksanakan di dalam masjid seperti yang dilakukan Rosul ShollAllahu ‘alaihi wa sallam .
- Sholat bersama kaum muslimin, lalu mendengarkan khutbah. Berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala , yang artinya: “Maka dirikanlah sholat karena Robbmu; dan berkorbanlah” (QS. 108:2)
Shalat Ied tidak boleh ditinggal kecuali karena udzur
menurut syariat, kaum wanita diperintahkan mendatangi juga, termasuk wanita
yang sedang haidh, juga orang tua, namun posisi wanita yang haidh menjauh dari tempat
sholat.
- Melewati jalan yang berbeda: Di sunnahkan bagi Anda berangkat ke musholla (tempat shalat di lapangan) hari raya ini melewati satu jalan dan pulang lewat jalan yang lain, karena Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan demikian.
- Mengucapkan selamat berhari raya dibolehkan, seperti ucapan semoga Allah menerima amal ibadah kami dan Anda sekalian.
- Takbir dengan berjamaah: dengan suara satu atau mengulang-ulang setelah takbir seseorang.
- Perbuatan sia-sia yang diharamkan, seperti mendengarkan nyanyian, menonton film-film, berkencan maupun pertemuan lelaki dan perempuan selain mahrom, dan kemaksiatan lainnya.
- Memotong rambut dan kuku bagi yang akan berkorban sampai setelah menyembelih, karena dilarang Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam .
- Berpesta pora; berboros-borosan atau mubadzir tanpa ada keperluan dan kebaikan.
Disarikan
dari Nasrah Darul Qasim, Fadhlu ‘Arsy Dzilhijjah. (Waznin Mahfudh)
muslim.or.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Kalender
Cari Penginapan?
Popular Posts
-
Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” a...
-
Sungguh Allah telah membukakan hati-hati hambaNya dengan hidayah keimanan. Dengan keimanan itulah Allah melunakkan hati-hati hambaNya unt...
-
Assalamu’alaikum …Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah Subhana wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap kita curahkan kepada bag...
0 komentar:
Posting Komentar
Afwan, silahkan tinggalkan komentar antum terhadap blog ini.