Rabu, 13 Mei 2015
On 5/13/2015 04:28:00 PM by KBM FT UNM in Renungan No comments
ditulis oleh: Abu Muhammad (Alumni LDF RM FT-UNM '09)
Sudah masyhur di kalangan anak-anak, ratusan tontonan di TV yang
ber-genre action. Di antara
tokoh-tokoh dalam fim tersebut ada yang menyebut diri mereka sebagai
“Penyelamat Bumi”. Tersebutlah, Power
Ranger misalnya, dengan segala variasinya, Power Ranger beranggotakan lima
pahlawan (anka warna) ini bertugas menjaga bumi dari monster-monster jahat yang
datang dari luar angkasa. Begitu pula
tokoh-tokoh lain semisal Superman, Batman, Satria Baja Hitam, Avatar dan
lain-lain. Pertanyaannya, pantaskan
mereka dijuluki “Sang Penyelamat Bumi”?
jangankan menjaga bumi, bahkan mereka semua hanyalah tokoh fiktif hasil
khayalan orang-orang yang menghayalkannya.
Masalahnya bukan hanya sekadar itu, tapi kini anak-anak kita banyak
yang bermimpi bahkan bercita-cita suatu saat kelak akan bisa seperti
tokoh-tokoh “Penyelamat Bumi” itu.
Bahkan ada yang sampai terbawa dalam mimpi saat ia tidur –sebagaimana
yang pernah dialami penulis semasa kanak-kanak dulu- Wallahul musta’an.
Menjaga dan mengelola bumi merupakan tugas mulia. Merupakan cita-cita mulia jika anak-anak kita
mendambakannya. Amanah menjaga dan
mengelola bumi diberikan langsung oleh Allah -yang menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya- kepada manusia, makhluk yang lemah, dzolim
dan bodoh.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan
amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu
dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh” (Terjemah QS.
Al-Ahzab ayat:72)
Lantas, bagaimana kita mejadi penyelamat bumi dari kehancuran? Apakah harus memiliki kekuatan super? Ataukah memiliki teknologi mutakhir? Jawabannya, tidak perlu seperti itu. Untuk merealisasikan cita-cita anak-anak kita
menjadi “penyelamat bumi” yaitu dengan mengarahkan mereka mempelajari tauhid, mengamalkan
dan mendakwahkannya kepada manusia.
Demikianlah, mentauhidkan/mengesakan Allah adalah tujuan diciptakannya
manusia dan jin.
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Terjemah QS. Adz-Dzariat:56)
“Liya’buduun” (Agar mereka menyembah-Ku) dalam ayat tersebut
ditafsirkan oleh para ulama dengan “Liyuwahhiduun” (agar mereka
mentauhidkan-Ku).
Dengan merealisasikan Tauhid, maka keamanan dan kesejahteraan bumi akan
tetap terjaga.
“... dan Dia benar-benar mengubah
keadaan (mereka), setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun...” (QS.
An-Nur:55)
Allah akan menjadikan bumi ini tetap aman jika penguninya tetap
menyembah dan mentauhidkan Allah azza wa jalla. Disini bisa kita simpulkan, para “Penyelamat
Bumi” adalah orang-orang yang mentauhidkan Allah.
Tidak lupa, “Penyelamat Bumi” tersebut juga harus memahami tentang
syirik –yang merupakan lawan dari tauhid.
Agar mereka tidak melakukan hal-hal kesyirikan. Dan agar mereka
mengingatkan manusia dari bahayanya kesyirikan.
Bumi ini akan kembali dalam ketidakamanan jika kesyirikan merajalela.
Mari menjadi “Penyelamat Bumi” dengan menjadi penyeru di jalan Tauhid.
Jonggol, 4 Rajab 1436/3-5-2015, 8.11 am
@ MQ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Kalender
Cari Penginapan?
Popular Posts
-
Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” a...
-
Sungguh Allah telah membukakan hati-hati hambaNya dengan hidayah keimanan. Dengan keimanan itulah Allah melunakkan hati-hati hambaNya unt...
-
Assalamu’alaikum …Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah Subhana wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap kita curahkan kepada bag...
0 komentar:
Posting Komentar
Afwan, silahkan tinggalkan komentar antum terhadap blog ini.