Jumat, 15 Juni 2012
On 6/15/2012 04:03:00 PM by KBM FT UNM in (Abu Muhammad al Qolakawy) No comments
Allah telah mempersilahkan kita untuk memilih satu dari dua jalan; jalan ketakwaan dan jalan keburukan (lihat QS. As Syams ayat 9). Orang berakal yang menginginkan kebaikan buat dunia dan akhiratnya pastilah memilih jalan takwa.
Satu di antara jalan takwa tersebut adalah jalan dakwah. Inilah jalan yang membuat banyak orang menjadi mulia. Jalan ini tidaklah mulus, bahkan ia dipenuhi banyak rintang dan aral. Tak sedikit yang mencoba menapakinya namun harus terjatuh di tengah jalan, bahkan ada yang mundur ke belakang. Inilah jalan yang karenanya Nabi Nuh hampir dibinasakan oleh kaumnya, karenanya Nabi Ibrahim hampir saja terbakar dalam api yang sangat panas, karenanya Nabi Isa hampir saja dibunuh oleh tentara Romawi yang mengepungnya, dan tentu saja, karena jalan ini begitu berat, Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berkali-kali menghadapi percobaan pembunuhan terhadap diri beliau.
Hari ini, kita yang mencoba menapaki jalan ini yang kita tahu konsekuensinya adalah akan datang silih bergantinya tantangan dan cobaan, apakah sudah siap menanggung segala resikonya? Apakah kita sudah siap dengan celaan yang akan datang silih berganti itu? Sudahkah kita jual harga diri kita di hadapan manusia(jahil) untuk kita persembahkan dalam perjuangan di jalan-Nya?
"Katakanlah, inilah jalanku, aku mengajak kepada (jalan) Allah di atas ilmu..." Sudahkah kita berani meneriakkan kalimat ini meskipun dalam hati? Ataukah kita masih merasa sungkan? Sungguh, saudaraku, kita saat ini berada dalam satu shaf perjuangan menegakkan kalimat Allah, kalimat Tauhid, "Wa Kalimatullaahi hiya al-'ulyaa" (dan kalimat Allah itulah yang tertinggi).
Kalimat agung, kalimat tauhid ini hanya bisa diemban oleh orang yang bermental baja, bukan bermental krupuk. Penegakan kalimat ini menuntut pribadi yang kuat, kokoh dan tegar, bukan pribadi cengeng yang selalu memelas kepada selain-Nya. Itu gambaran ideal, namun kita sadar, jiwa kita masih rapuh. Sedikit terjangan fitnah terkadang sudah bisa meruntuhkan idealisme kita. Untuk itulah ikhwah, kita butuh bergabung dalam suatu jamaah perjuangan. Jangan bersendirian dalam mengemban amanah dakwah ini. Sekali lagi, jangan bersendirian.
Teladan yang agung, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada kita bahwa dengan berjamaahlah kemenangan itu akan datang. Siapa yang menyangsikan kehebatan Rasulullah? Beliau adalah pemimpin terbaik, panglima nomor wahid, disegani lawan dan dihormati kawan, paling cerdas dan berwibawa. Kesempurnaan sifat manusia, baik fisik dan mental berkumpul pada diri beliau shallahu 'alaihi wa sallam. Namun, apakah dengan itu semua beliau lantas ingin bekerja sendiri dalam mengemban amanah perjuangan ini? Tidak! Beliau butuh pendamping. Disana ada Abu Bakar ash-Shiddiq, 'Umar, 'Utsman, 'Ali serta banyak sahabat lainnya. Dari kalangan sahabiyah, beliau punya istri yang berjumlah sembilan orang. Ini semua mengajarkan kepada kita akan suatu sunnah; bergabung dalam jama'ah dakwah.
Kemuliaan akan engkau dapatkan dengan berdakwah. Terus lanjutkan perjuangan ini saudaraku. Perjuangan ini indah jika engkau ikhlas. Semoga Allah mengumpulkan kita dalam barisan mujahidin dan semoga Dia 'azza wa jalla mengumpulkan kita bersama Sang Pejuang Sejati-Rasulullah 'alaihi ash-sholatu wa as-salaam- di jannah-Nya jalla jalaalah. Amin.
(coretan kecil di tengah malam buta dari si faqiir ilallooh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Kalender
Cari Penginapan?
Popular Posts
-
Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” a...
-
Sungguh Allah telah membukakan hati-hati hambaNya dengan hidayah keimanan. Dengan keimanan itulah Allah melunakkan hati-hati hambaNya unt...
-
Assalamu’alaikum …Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah Subhana wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap kita curahkan kepada bag...
0 komentar:
Posting Komentar
Afwan, silahkan tinggalkan komentar antum terhadap blog ini.