Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Minggu, 04 September 2011

On 9/04/2011 06:47:00 PM by KBM FT UNM   No comments
Takwa bukan Plin Plan 

Ayat tentang perintah untuk masuk Islam secara Kaffah..

Surah Al-Baqoroh ayat 208' "Hai orang2 beriman, masuklah kalian  ke dalam islam secara kaffah(menyeluruh) dan jnganlah kalian mengikuti langkah2 syathon...)"

Ayat yang mulia ini menjelaskan dengan gamblang tentang perintah untuk berislam secara kaffah, bukan parsial atau setengah-setengah. Sebagaimana penjelasan salah seorang ulama tafsir kita (Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di -Semoga Allah merahmati beliau -) ketika menjelaskan ayat tersebut, “ Ini merupakan perintah dari Allah kepada oaring-orang beriman untuk memasuki Islam secara keseluruhan, artinya dalam semua syariat agama dan tidak meninggalkan sekecil apapun serta tidak menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya. Apabila perintah itu disyariatkan dan sesuai dengan hawa nafsunya maka ia mengerjakan perintah tersebut, apabila tidak sesuaidengan hawa nafsunya maka ia meninggalkan perintah tersebut. Bahkan yang wajib adalah menjadikan hawa nafusnya mengikuti agama ini dan hendaknya mengerjakan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan kemampuannya….” 

Membaca ayat ini jadi teringat dengan kisah nyata yang dulu mengundang tanda tanya. Si fulanah sebut saja begitu, keluar dari sekolah, jilbab dan busana yang sya’i pun ikut lepas. Berganti dengan kaos dan celana jeans. 

Lain lagi dengan si fulan, begitu bergabung dengan teman-teman shalihnya dia menjadi figur orang yang shalih dan rajin ibadah. Giliran sendirian kebiasaan itupun nggak lagi diperhatikan. Naudzubillah…!
Nggak sedikit fenomena tersebut terjadi. Ketika bersama orang lain menunjukkan kebaikan, begitu sendiri rasa takwa pun melayang. Dikira syariat ini dilaksanakan ketika bersama dengan orang lain. Padahal Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat, baik yang kecil maupun yang besar, yang jauh maupun yang dekat,yang tampak maupun yang tersembunyi. Semua itu dilihat dan diketahui oleh Allah. Pun Allah Maha Mendengar, baik suara itu pelan ataupun yang keras. Allah berfirman,
“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, Maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (Thaha : 7) 

Bukan itu saja, apa yang terlintas dalam hati seorang hamba dapat diketahui-Nya, sebagaimana disinyalir dalam sebuah ayat, 

“Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.” (Faathir : 38) 

Dimanapun Kapanpun 

Ini bukanlah judul sebuah iklan salah satu minuman di tanah air. Namun, inilah statement yang jauh-jauh hari telah diwasiatkan oleh Rasulullah agar kita bertakwa kepada Allah dimanapun dan kapanpun
“Bertakwalah engkau kepada Allah dimana saja kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan, nisacaya kebaikan (amal shaleh) tersebut akan menghapuskannya dan bergaullah degan orang lain dengan akhlak yang baik.”(Riwayat At-Tirmidzi) 

Kita diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah dimana saja kita berada, baik dalam keadaan sendirian ataupun di tengah khalayak, karena Allah melihat dan mengawasi kita dimana dan kapanpun kita berada.
Itu berarti tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk bersifat ‘plin-plan’ dalam menjalankan semua syariat yang suci ini baik yang berupa perintah maupun larangan. Baik syariat yang langsung dari Allah lewat ayat-ayat-Nya, amupun lewat hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 

Konsekuensi dan Kemuliaan 

Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dan ini berkonsekuensi dan berlaku dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, bahkan dimanapun seorang berada,ini merupakan kunci kemuliaan bagi manusia sehingga setiap mukmin harus berusaha untuk bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. 

Karena taqwa disebutkan oleh Allah sebagai sebaik-baik pakaian yang senantiasa kudu melekat dalam tubuh manusia kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada. 
 
Maka taqwa sebagai pakaian rohani mesti selalu melekat dalam jiwa manusia sehingga menjadi warna dan arah kehidupan. Taqwa juga menjadi sebaik-baik bekal dalam kehidupan ini di dunia dan untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, sehingga taqwa menjadi asas bagi diterimanya suatu amal oleh Allah. 

By the way, jika ingin hidup bahagia maka jangan coba taqwa secara plin-plan. Sebaliknya bertaqwa kepada Allah dengan sebenarnya dimanapun dan kapanpun, itu adalah cirri mukmin sejati. Mau ?                         

0 komentar:

Posting Komentar

Afwan, silahkan tinggalkan komentar antum terhadap blog ini.